Powered By Blogger

Kamis, 27 Oktober 2011

contoh dongeng dalam bahasa inggris + translatenya

Once upon a time, there lived a family in the coastal area of Sumatra. The family has a child named Malin Kundang. Due to very poor condition of their families, the father malin decided to go into the country side.

Malin and his mother's big hope, one day his father came home with a lot of money that can later be to buy daily necessities. After months and months turned out malin father did not come, and eventually hopes pupuslah Malin Kundang and his mother.

After Malin Kundang growing up, he thought to make a living in the country side in the hope of later when I returned to my hometown, she was already a wealthy man. Malin Kundang finally come sailing along with a merchant ship captain in his hometown that has been successful.

During their stay on the ship, Malin Kundang much to learn about seamanship on the crew that have been experienced. Malin studied hard about shipping to his friends who are more experienced, and finally he was very adept in terms of shipping.

Many have visited the island, until one day in the middle of the trip, suddenly climbed Malin Kundang ship attacked by pirates. All merchandise traders who were on the ship seized by pirates. Even most of the crew and people on the ship were killed by the pirates. Malin Kundang very lucky he was not killed by the pirates, because when it happened, Malin immediately hid in a small space enclosed by the timber.

Malin Kundang adrift amid the sea, until finally the ship was stranded on a beach. With the remaining power available, Malin Kundang walked to the nearest village from the beach. Arriving in the village, Malin Kundang helped by people in the village after previously telling what happened to him. Malin is marooned villages where the village is very fertile. With tenacity and perseverance in work, Malin gradually managed to become a wealthy man. It has a lot of merchant ships with men of more than 100 people. Having become rich, Malin Kundang marry a girl to be his wife.

After a long marriage, Malin and his wife set sail with a large and beautiful ship with the crew as well as a lot of bodyguards. Malin Kundang mother who stayed with his son every day, seeing a very beautiful ship, entered the harbor. He saw two people standing on the deck. He believes that it is her son was standing along with his wife Malin Kundang.

Malin Kundang came down from the ship. He was greeted by his mother. Once close enough, she saw twelve people injured dilengan right, the more convinced his mother that he was approached Malin Kundang. "Malin Kundang, my son, why did you go so long without sending any news?", She said, hugging Malin Kundang. But Kundang immediate release of her mother's arms and pushed it down. "Women do not know myself, as my mother's only air admitted," says Malin Kundang to her mother. Malin Kundang pretended not to recognize her mother, because of shame with her mother who is old and dressed in rags. "She's your mother?", Tanya wife Malin Kundang. "No, he was just a beggar who pretended to be claimed as my mother to get my property," Malin said to his wife. Hearing statements and arbitrarily treated by his son, the mother of Malin Kundang very angry. He had not expected her to be rebellious child. Because of mounting anger, Malin's mother tipped his hand saying "Oh God, if he my son, I sumpahi he became a rock". Not long after the wind roared loud and violent storm destroyed the ship came Malin Kundang. After that Malin Kundang body slowly becomes stiff and gradually eventually shaped into a rock.


Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.

Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.

Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.